Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Maafkan Aku, Ibu (Dalam Buku "Perempuan Berselendang Biru" : Pustaka Nusantara, Oktober 2013)

Gambar
Judul Buku     : Perempuan Berselendang Biru Penulis            : Titi Harun Syafii, dkk Penerbit          : Pustaka Nusantara Tahun terbit    : Oktober 2013 Tebal               : 161 Halaman ISBN              : 978-602-7645-11-0 Harga             : Rp. 45.000,-   Maafkan Aku, Ibu (halaman 122) Matahari sempurna tenggelam setelah beberapa saat cahaya keemasannya berpendar indah di ufuk barat. Hamparan luas sawah, pepohonan tinggi yang menjulang, pun seluruh semesta mulai meremang. Tak ada lagi petani yang bekerja di sawah, tak ada   anak-anak berlarian di pematang

Banyak Cinta, Banyak Kenangan (Moment of Writing Tours of Cekers @Anyer - 26-27 Oktober 2013)

Gambar
Foto bareng seluruh peserta WTC 2 Jum'at, 25 Oktober 2013. Berkali-kali kupandangi jam dinding yang setia bertengger di dinding, di ruangan kerja. Sesekali pula ekor mataku menatap keluar jendela, berharap bahwa sore ini tidak ada mendung yang menggelayut. Sebab malam nanti, aku hendak meluncur ke markas CK di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Untuk berkumpul bersama yang lainnya, sebelum esok pagi berangkat

Aku Tak Ingin Menyerah (Sebuah Catatan Hati)

Gambar
Andaikan waktu dapat berputar ke belakang, mungkin aku akan menemanimu berpetualang di sepanjang jalan. Aku akan tertawa, merajut dan melukis persahabatan kita. Aah bodohnya aku. Berharap waktu mundur. Ingatlah, waktu begitu bersahabat denganmu. Waktu selalu memberikan kesempatan-kesempatan emas untukmu. Bila kesempatan emas itu adalah bertemu denganmu, aku akan melukis di atas langit. Biar seluruh dunia tahu akan bahagianya aku memiliki sahabat sepertimu. [ Esla ] My Lovely People's Ya Allah. Setiap kali kumengulang membaca pesan singkat dari sahabat lamaku, Esla, dadaku terasa sesak. Aku tahu, Esla mungkin menjadi salah satu sahabat tak terganti, yang tak pernah lelah memberikan do’a tulusnya untukku. Dia adalah sahabatku saat kami bersama-sama menempuh

Ibuku Superhero (Spesial thansk to My Mom)

Gambar
Wanita Superhero. Kalimat ini sepertinya layak dan pantas disandang oleh wanita yang satu ini. Sosok luar biasa yang telah banyak menginspirasi perjalananku dalam mengarungi kehidupan yang tak selamanya berjalan seirama dengan keinginan hati. Dia adalah ibuku, wanita yang selama sembilan bulan mengandungku, dua tahun menyapihku, serta membesarkanku dengan penuh cinta kasih, hingga kini aku tumbuh menjadi pribadi tangguh dan tahan uji. Aku terlahir bukan dari keluarga dengan harta berlimpah. Tapi aku terlahir dan dibesarkan di tengah keluarga dengan segala keterbatasan materi. Ibuku hanyalah seorang Ibu rumah tangga yang mempunyai penghasilan jika musim tanam tiba. Sedangkan musim tanam di daerah tempat tinggalku, hanya datang dua tahun sekali, yang itu pun tak menentu. Hal itu disebabkan sawah yang ada adalah sawah tadah hujan.

Mata Untuk Ersa

Gambar
Senja masih sempurna miliknya, seperti tahun yang sudah-sudah. "Aila, aku kangen kamu," Ersa mendekap boneka beruang yang sudah kusut. Kedua matanya mengembun. Ia yang seperti biasa duduk di sebatang pohon mahoni besar yang bercabang mafhum mengayun-ayunkan kakinya. Di tempat ini, ia selalu mengenang kisahnya bersama Aila, sahabat masa kecilnya.

Inspirasi Itu, Tak Pernah Mengenal Batas

Gambar
Jarum jam sudah menunjuk pada pukul dua dini hari. Aku merasa puas, bahkan teramat puas karena mampu menyelesaikan tulisan hanya dalam beberapa jam saja. Tentu saja, itu bukan sekedar tulisan

20 Cerpen Pilihan yang Akan Dibukukan di Antologi Cerpen Pilihan Khusus Anggota JPIN Edisi Perdana

Rasanya seneng banget pas baca notifikasi facebook, ada namaku di sana... Thanks, God. Engkau selalu mempunyai cara untuk menunjukkan kekuasaan-Mu. 20 Cerpen Pilihan yang Akan Dibukukan di Antologi Cerpen Pilihan Khusus Anggota JPIN Edisi Perdana By Badiatul Muchlisin Asti II in Group Member Resmi JPIN (Files) · Edit Doc 1. Anak-anak Singkuang, Oleh: Tri Harun Syafii 2. Perempuan Berselendang Biru, Oleh: Budiyanti 3. Ikhtilam, Oleh: Kurniawan Al Isyhad 4. Tanpa Penghapus, Oleh: Asidia Akasa 5. Laki-Laki yang Tak Bisa Membenci, Oleh: Mulyoto M 6. Langit dan Awan, Oleh: Haerun Nisa 7. Kabut Singgalang di Mata Bening Ibu, Oleh: Widia Aslima 8. Kidung Ibu Di Tenggah Malam, Oleh: Irma Safitri 9. Siapapun Mama, Oleh: Pelangi (Sri Atin) 10. Lelaki Laut, Oleh: Titi Haryati Abbas 11. Merajut Rindu di Kursi Stasiun, Oleh: Nay Riskara 12. Kujemput Cinta-Mu, Oleh: Nenny Makmun 13. Nina di Kamar Kamboja, Oleh ; Diyar Oksana 1...

untitled (4)

Akhwatul Chomsiyah Firdausa on Facebook Malam beranjak melengang Jemariku masih saja terus melenggang di atas tuts keyboard Ingin kupuisikan malam Namun kosakata dalam kamusku seolah menguap Tak ada lagi katakata indah yang bermekaran

untitled (3)

Akhwatul Chomsiyah Firdausa on Facebook Tak seperti biasanya, langit Jakarta terasa lengang Apakah karena keriuhan itu tak lagi sanggup kukecap dengan inderaku? Atau, mungkinkah masih banyak penghuni Jakarta yang masih betah bertahan di kampung halaman? Ah, rasa-rasanya opsi pertama lebih mewakili jiwaku Di mana seluruh rasaku seolah beku Rasaku terasa meluruh Tak berasa Tak tercecap

untitled (2)

Akhwatul Chomsiyah Firdausa on Facebook Pun pada akhirnya waktu terhenti Mengakhiri segala episode kehidupan Tentang tawa, tentang luka, tentang bahagia dan airmata

untitled (1)

Akhwatul Chomsiyah Firdausa on Facebook Ruang imaji itu tanpa batas Seperti pula langkahku yang tak terbatas

Kemerdekaan Mel (Cerdak Juli 2013)

Oleh : Akhwatul Chomsiyah Firdausa Matahari sedang terik-teriknya. Dengan tergesa Mel berjalan melintasi jalanan berdebu. Di sana sini sudah tampak pernak-pernik bernuansa merah putih. Seperti biasa, peringatan sakral tujuhbelasan memang selalu disambut antusias oleh warga, meski agustus masih lebih dari sebulan lagi.

Kamu Lebih Dari Cantik, Kawan (Cerdak Juni 2013)

Oleh : Akhwatul Chomsiyah Firdausa Silvi tergesa menaiki tangga menuju lantai empat gedung kampusnya. Tadi ia terburu-buru pergi dari Rumah Singgah yang ia kelola setahun belakangan, saat seorang adik asuhnya yang dekil datang menyodorkan selembar kertas lusuh.

Teman Baru

"Permisi, boleh aku duduk di sampingmu?" gadis berambut lurus sebahu itu tersenyum ke arah Evi yang sedari tadi hanya sibuk mengaduk-aduk es tehnya. Dari seragamnya yang juga mengenakan seragam putih merah setidaknya gadis yang baru saja menyapanya juga berstatus sebagai siswa baru di sekolah ini, sama seperti Evi

Kisah di Tepian Sungai Tenggulun (Hal 74, Story edisi 44)

Gambar
Kisah di Tepian Sungai Tenggulun Oleh : Akhwatul Chomsiyah Firdausa Senja mulai menjingga. Ayam-ayam piaraan warga sudah tak nampak berkeliaran. Semua kembali pulang ke kandang si empunya masing-masing. Keadaan itu sungguh sama sekali berbeda dengan seorang gadis bernama Salwa. Ia tak tahu kemana harus pulang. Rumah papan peninggalan orangtuanya yang empat tahun lalu masih kokoh berdiri kini telah menjadi puing-puing reruntuhan. Di sana-sini tumbuh tumbuhan liar, menjelma menjadi semak belukar.

Keliru Menduga - Cerdak Mei 2013. Uyeye, gagal lagii.. :)

Bruk . Marini menabrak tubuh seseorang. Buku-buku yang dibawanya sempurna berserakan di lantai. “Mmm.. maaf pak, maaf. Saya gak sengaja,” Marini berkata terbata. Akibat hari pertama MOS-nya telat ia dihukum mengantarkan buku-buku ke perpustakaan. Tadi kakak OSIS hanya memberinya waktu lima menit untuk kembali ke ruang kelas. Sungguh, hari ini kemalangan bertubi menimpanya. Dimulai dengan bangunnya yang kesiangan, tertinggal angkot saat hendak berangkat, dan sekarang harus bertabrakan dengan kepala sekolah. Maka, tanpa banyak kata Marini tergesa membereskan buku-buku tersebut, lalu bergegas menuju perpustakaan, berhitung dengan waktu yang terus berjalan.

The Miracle Of Love

Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh Lewati rintang, untuk aku anakmu Ibuku sayang, masih terus berjalan Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah Seorang bocah perempuan berusia belasan tahun menyanyikan sebuah lagu milik Iwan Fals dengan penuh penghayatan. Sementara, seorang gadis berjilbab biru muda dengan motif bunga-bunga tengah duduk di sudut sebuah kafe di bilangan Jakarta. Tatapan matanya nanar, memandang rintik hujan dari balik kaca kafe. Bocah tadi menghampiri sang gadis, sambil terus menyanyikan lagu berjudul “Ibu” tersebut. Tangan mungilnya menyodorkan bungkus permen ke hadapan sang gadis. Berharap ada sedikit rejeki yang dengan ikhlas disisihkannya.

Do'a Untuk Negeriku (Dalam buku UNTUK INDONESIA)

Gambar
Judul Buku     : Untuk Indonesia Penulis            : Abdillah Mubarak Nurin, dkk Penerbit          : Meta Kata Tahun terbit    : Februari 2013 Tebal               : 166 Halaman ISBN               :978-602-2897-98-9 Harga              : - Do'a Untuk Negeriku (halaman 11) Meski aku serupa ilalang pada belantara sunyi tak bertuan Namun bukan sebab aku tak mampu mengubah negeriku Lewat semilir angin

Kartini dan Kartono (Cerdak April yang "toeng-toeng" lagi-lagi cuma berhasil masuk 10 besar, dan ujungnya gak lolos... )

Tini mendengus sebal. Baru saja ia mengetik naskah sebaris, hapenya kembali berdering. Dilihatnya nama Tono tertera di layar hapenya. Ingin rasanya ia mengacak-acak muka Tono yang selalu mengganggu hidupnya. Bagaimana tidak, cowok gemulai itu doyan sekali ngomong. Kerjaannya cerita ini itu. Sialnya lagi, Tini tidak bisa jauh dari Tono. Tini masih kerap membutuhkan kepintaran Tono untuk mengajarinya jika ada pelajaran yang susah.

AIR MATA CINTA

Gambar
Naskah ini pernah diikutkan lomba dan lolos pada Maret 2011 lalu. Namun berhubung PJ-nya entah ke mana, dan tidak ada kepastian atas kelanjutan naskah ini, maka dengan ini saya menarik naskah saya. Pihak mana pun tidak berhak untuk mempublikasikannya dalam bentuk apa pun tanpa ijin. “Livia, aku mohon maaf sekali, sepertinya hubungan kita tak mungkin berlanjut,” di ujung taman SMA Negeri 1 Tegal, yang terletak di jalan Menteri Supeno, tiba-tiba ucapan Pandu membuat gadis yang tengah duduk di sampingnya tersentak.

Kesempatan Itu Milik Semua (Cerdak Maret 2013, yang lagi-lagi gagal)

Gambar
Biar cuma masuk nominasi 10 besar, yang penting heppiiiiiiiii... Langit senja menyemburat jingga. Kupu-kupu nan cantik terbang rendah di atas kuntum bunga yang mulai bermekaran. Sementara di sudut taman Indri manyun sambil mengayun-ayunkan kaki. Saiful yang merupakan kakak Indri bĂȘte melihat kelakuan adiknya yang gaje gitu.

Sahabat, dulu, kini dan nanti selamanya bersama...

Gambar
Rasanya masih segar dalam ingatan bagaimana aku melalui masa kecilku, masa remajaku, hingga kini aku masih bertahan di sini. Ah ya, rasanya baru kemarin ingusku meleleh di pipi, meninggalkan jejak noda kecokelatan di lengan baju yang kupakai. Rasanya baru seminggu lalu aku berlarian di pematang sawah menangkap belalang, atau sekadar mencabuti bunga-bunga liar yang tumbuh diantara padi yang menguning. Rasanya pula baru kemarin aku menjejakkan langkah di pelataran SMA Negeri 01 Salem, sebuah sekolah negeri yang bahkan tak pernah tertulis dalam cita-citaku bahwa aku akan bersekolah di sekolah ini. Sekolah yang jauh dari kampung halaman dan mengharuskanku berpisah dengan orangtua hingga tiga tahun lamanya. Ah, jika diingat semuanya memang terasa belum lama. Tapi ternyata, dua puluh satu tahun sudah kusinggahi dunia ini. Kukecap segala kenangannya. Mulai dari yang manis, pahit hingga teramat pahit sekalipun. Benar jika pepatah mengatakan bahwa setiap dari kita tak seorang pun tahu apa ...

Menanti Pelangi Cinta, Cerdak Story November yang lagi-lagi gagal.

Gambar
Heru menatap hamparan danau yang membentang di hadapannya seraya memegang erat tangan Amanda seolah tidak mau lepas. Sesekali matanya beradu pandang dengan mata bening Amanda yang duduk di sebelahnya. Di saat-saat seperti ini, Heru merasa bahwa dunia hanya milik mereka berdua.