Sahabatku, Kaulah Inspirasiku (Dalam Antologi "Long Distance Friendship")


Judul Buku     : Long Distance Friendship
Penulis            : Abrar Rifai, dkk
Penerbit          : Leutika Prio
Tahun terbit    : Juni 2011
Tebal               : ix+369 Halaman
ISBN               : 978-602-225-014-2
Harga              : -

 Sahabatku, Kaulah Inspirasiku (halaman 66)

Aku tak begitu ingat kapan pertama kali aku mengenalmu. Hanya satu yang masih belum terhapus dari memoriku, aku mengenalmu pada hari minggu, bulan November 2010. Saat itu aku sedang ada di rumah. Karena sehari sebelumnya aku memutuskan pulang setelah sekian minggu tidak menjejakkan kaki di kampung halamanku. Hal itu disebabkan karena tuntutan kuliah yang menyita waktu. Sehingga, aku lebih memilih tetap tinggal di kost-kostan untuk mengerjakan tugas-tugas yang menggunung.

"Assalamu'alaikum.. Aku temannya Eny. Katanya kamu punya hobby menulis ya? Boleh kenalan?" Kubaca pesan singkat yang muncul di layar handphoneku. Sebuah pesan dari nomor yang masih asing dalam pandangan mataku. Sejenak lalu jemariku mulai menari di atas keypad handphone, merangkaikan huruf-huruf untuk membalas pesanmu.

"Wa'alaikumussalam Wr. Wb. Oh iya, tentu boleh. Silahkan perkenalkan diri. Siapa namamu??" Klik. Pesan dikirimkan. Itulah kalimat SMS yang selalu ku kirimkan untuk membalas pesan masuk dari nomor yang belum aku kenal. Kalimat andalan untuk mengetahui seberapa seriusnya orang yang ingin berkenalan denganku. Sebab, seringkali bermunculan nomor tidak dikenal meminta kenalan tetapi ujung-ujungnya hanya berniat iseng dan terkadang membuat hatiku jengkel dengan jawaban yang berbelit-belit.

"Aku Mukhanif Yasin Yusuf... Sekarang kelas tiga SMA.." Begitu detail kamu menyebutkan identitasmu. Dan itu membuatku yakin kau memang serius ingin bersahabat denganku.

Sebagai akibatnya, SMS pun berlangsung selalu. Secara tidak langsung aku mulai mengagumi kepribadianmu, setelah kudengar cerita tentangmu dari Eny, teman kuliahku yang kebetulan bertetangga denganmu. Dalam pandanganku, kamu adalah sosok yang begitu hebat. Mampu bertahan dari goncangan yang sedemikian dahsyat. Cobaan hidup yang menurutku begitu berat, hingga membuatmu harus vacum dari sekolah di usia 11 tahun, usia yang terlampau dini untuk putus sekolah. Namun keputusasaan ternyata tidak berlaku bagimu. Kamu tegar dalam menghadapi cacian yang kerapkali terlontar dari teman-teman sepermainanmu.

Dari ceritamu, akhirnya kamu kembali bersekolah atas dukungan ibumu, setelah selama dua tahun kamu berhenti. Subhanallah, betapa tegarnya kau menyikapi perjalanan hidup yang tak manis ini. Aku tak tahu apa yang akan terjadi jika hal yang menimpamu berbalik menimpaku. Aku tak yakin mampu setegar dirimu. Aku tak yakin mampu bertahan seperti kau bertahan dan bangkit dari keterpurukan.

Kekagumanku akan dirimu memuncak setelah aku add kamu di pertemanan facebookku. Kubaca karya-karya yang terdapat pada notes facebookmu. Kucermati satu per satu tulisanmu tanpa terlewati sedikitpun. Sungguh, bahasanya mengalir indah tanpa cacat.
Kesenangan yang sama pada dunia kepenulisan, membuat persahabatan yang belum lama terjalin terasa menyenangkan. Saling berbagi pengalaman dan bertukar ilmu selalu menghiasi pesan singkat yang memenuhi inbox handphoneku.

Seringkali aku dan kamu berbalas coment di facebook, atau sekedar melalui pesan singkat saling bercanda dengan kalimat-kalimat yang terkadang membuatku tersenyum geli, ingin tertawa karenanya.

Sahabatku di dunia maya sebenarnya bukan hanya kamu seorang. Tapi ratusan, bahkan mungkin ribuan. Dan mereka semua adalah sahabat-sahabat terbaikku. Namun terlepas dari itu semua, kau mempunyai tempat tersendiri sebagai sahabatku. Mengenalmu adalah indah. Mengenalmu adalah anugerah. Mengenalmu adalah berkah. Karena mendengar kisahmu hatiku tergetar. Kau mengajarkanku tentang makna pentingnya ketabahan dalam menghadapi hidup yang tak selamanya berjalan sesuai harapan.

Meski hingga detik ini tak pernah kulihat wajahmu, namun namamu terbingkai indah dalam relungku, berjajar di antara deretan nama-nama yang telah banyak menginspirasiku. Semoga persahabatan kita abadi hingga tutup usia. Dan semoga senantiasa berada dalam koridor syar'i yang membawa kita kepada keridhaan-Nya. Amin ya robbal 'alamiin.
******************************************************

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011