Musim Gugur Bersamamu



sepoi angin di senja hari menerpa tubuhku
ada gamang sejenak melintas dalam altar hatiku
tak mengerti apa artinya, aku pun hanya terpaku membisu
seraya menghitung dedaunan yang berguguran satu-satu


kuedarkan pandang ke sekeliling taman yang kini kupijak
tak ada seorang pun melintas
yang nampak hanya pepohonan yang berdiri angkuh
serta sekawanan burung yang beterbangan hendak pulang

ah, aku teringat beberapa tahun silam
di musim gugur ketika kau menggamit tanganku erat
kala itu hatiku begitu gembira
menjadi orang istimewa bagimu
yang menemani hari-harimu
tapi kini, semua telah berlalu
kau bukan lagi bagian hidupku
sebesar apapun harapku tuk kembali menikmati musim gugur bersamamu
semua itu hanya sebuah kemustahilan yang tak mungkin dapat terulang
sebab waktu, telah berganti
dan kau pun tak pernah kutahu di mana kini



Jakarta, 20 Juni 2012 @ 12.09 pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011