Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Cinta Antara Dua Valentine (Dalam Antologi "Unyu In Love")

Gambar
Judul Buku     : Unyu In Love - Love Song Penulis            : Reni Erina, dkk Penerbit          : Cokelat Kopi Tahun terbit    : Juni 2012 Tebal               : xvi+212 Halaman ISBN               : 978-602-19464-1-1 Harga              : Rp. 46.500,- Cinta Antara Dua Valentine (halaman 135) Masih teringat jelas dalam memori ingatan, saat aku mengenalnya Februari 2010 lalu. Kau tahu kawan, bahwa Februari adalah bulan yang identik dengan Valentine. Sebuah hari dimana dianggap sebagai hari kasih sayang yang diperingati oleh sebagian besar umat di dunia. Ya, meski aku sendiri tak pernah merayakannya, namun aku pernah mempunyai kisah yang entah pantas kuanggap menyenangkan atau menyedihkan di bulan Valentine ini.

Preety is My Pet (Dalam Antologi "Kisah Hewan Peliharaanku")

Gambar
Preety. Spontan aku memberi nama binatang yang tampak menjijikkan itu. Preety adalah seekor kucing malang sebelum akhirnya aku menemukan dia di got saat pulang sekolah. Saat itu aku kelas tiga Sekolah Dasar. Aku yang memang sangat menyukai kucing merasa iba saat pulang sekolah melihat seekor kucing kecil yang kotor, menjijikan dan tak terurus. Kedua bola matanya mengeluarkan cairan yang aku yakin akan membuat setiap orang yang melihatnya bergidik merinding. Jalannya sempoyongan disebabkan karena kakinya lemah. Kuambil dia dari dalam got dan kubawa pulang ke rumah.

Syair Cintaku Untukmu Ya Rasul

Gambar
Alhamdulillahirobbil’alamiin.... Puji syukur aku panjatkan hanya kepada-Mu ya Allah. Syukur atas segala nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-Mu yang merindu surga. Nikmat Islam dan nikmat iman yang sungguh tak sesuatu pun dapat menggantikannya. Dan nikmat itu tak lain adalah atas jasa manusia mulia yang Engkau utus menjadi penerang seluruh alam, yaitu Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam. Budi pekerti, tutur bahasa, serta segala sesuatu yang menyangkut nama beliau tak dapat diragukan lagi, sehingga membuatku begitu mengagumi sosoknya. Betapa beruntungnya aku menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang Engkau berikan kesempatan untuk mengenal ajarannya, meneladani setiap perbuatannya serta mengijinkanku menganut agama yang dibawanya.

Makhluk Berkepala Burung (Dalam Antologi "Scary Moments#2")

Gambar
Judul Buku     : Scary Moments#2 Penulis            : Arham Kendari, dkk Penerbit          : Indie Publishing Tahun terbit    : November 2012 Tebal               : 211 Halaman ISBN               : 978-602-9142-15-0  Makhluk Berkepala Burung (halaman 6) Suasana malam begitu mencekam. Lengang. Sunyi. Sepi. Bagai tak berpenghuni. Gemuruh riuh hujan seakan melengkapi. Menghiasi seluruh penjuru negeri tanpa mau mengerti. Gelegar petir yang berbaur dengan gemuruh air yang membersit dari langit menimbulkan aroma tersendiri bagi setiap jiwa yang dilanda sepi. Malam itu di rumah hanya ada aku, ibuku, dan mas Iwan kakakku. Rumah kami yang terbuat dari papan tak mampu menahan terpaan angin yang masuk lewat celah-celah dinding. Cahaya lampu minyak sebagai alat penerangan hanya dapat menerangi sebagian sisi ruangan saja. Aku meimilih belajar di ruang tamu. Pelajaranku terbilang mudah karena aku baru kelas satu Sekolah Dasar. Namun bagiku semua itu tetap saja susah. Mas Iwan sendir

Siluet Senja (Dalam Antologi "Mengapa Harus Valentine?")

Gambar
Judul Buku     : Mengapa Harus Valentine? Penulis            : Naqiyyah Syam, dkk Penerbit          : Indie Publishing Tahun terbit    : Februari 2012 Tebal               : xxi+252 Halaman ISBN               : 978-602-9142-49-5 Harga              : -  Siluet Senja (halaman 186) Dalam keremangan senja, Aini terlihat tergesa di jalanan. Sejenak lalu Aini mendapati seorang gadis yang masih mengenakan seragam SMA tengah duduk di tepi trotoar. Penasaran, Aini pun mendekati si gadis.

Sahabatku, Kaulah Inspirasiku (Dalam Antologi "Long Distance Friendship")

Gambar
Judul Buku     : Long Distance Friendship Penulis            : Abrar Rifai, dkk Penerbit          : Leutika Prio Tahun terbit    : Juni 2011 Tebal               : ix+369 Halaman ISBN               : 978-602-225-014-2 Harga              : -  Sahabatku, Kaulah Inspirasiku (halaman 66) Aku tak begitu ingat kapan pertama kali aku mengenalmu. Hanya satu yang masih belum terhapus dari memoriku, aku mengenalmu pada hari minggu, bulan November 2010. Saat itu aku sedang ada di rumah. Karena sehari sebelumnya aku memutuskan pulang setelah sekian minggu tidak menjejakkan kaki di kampung halamanku. Hal itu disebabkan karena tuntutan kuliah yang menyita waktu. Sehingga, aku lebih memilih tetap tinggal di kost-kostan untuk mengerjakan tugas-tugas yang menggunung.

Musim Gugur Bersamamu

Gambar
sepoi angin di senja hari menerpa tubuhku ada gamang sejenak melintas dalam altar hatiku tak mengerti apa artinya, aku pun hanya terpaku membisu seraya menghitung dedaunan yang berguguran satu-satu

Kau Butakan Mata Hatiku

Gambar
Namaku Alifah. Biasa dipanggil Ifah. Umurku baru menginjak duapuluh satu tahun. Empat tahun lalu, aku pernah kuliah mengambil jurusan Ahli Filsafat dan Agama di sebuah Perguruan Tinggi swasta yang cukup ternama di Jakarta. Namun, hanya tiga semester aku di sana. Setelahnya, aku hanyalah onggokan sampah yang tidak berguna, hingga kini mungkin sebutan itu masih layak kusandang.

JUJUR

Gambar
Di sudut taman, Alena diam mematung. Matanya merah, ia habis menangis. Stella yang kebetulan sedang jalan-jalan di taman menghampiri Alena karena melihat sahabatnya tersebut duduk seorang diri dengan kepala tertunduk. “Len, kamu ngapain di sini?” mendengar suara yang tiba-tiba dari belakang spontan membuat Alena terkejut. Langsung dipalingkannya wajah yang sayu ke arah datangnya suara.

Gadis Kecil Di Ujung Jembatan

Gambar
Kamis, 15 Maret 2012. Tepat setengah bulan sudah aku bekerja di Plaza Semanggi di bilangan Jakarta Selatan. Lelah? Sudah barang pasti jawabannya iya. Bahkan, jika saja bisa dijabarkan dengan perumpamaan, sangat lelah adalah jawaban yang pantas dilontarkan. Pukul sembilan malam lewat, aku yang masih menjalani masa training baru bisa menjejakkan langkah keluar dari tempat kerja. Apalagi pertengahan bulan biasanya customer sedang rame-ramenya datang ke toko tempatku bekerja. Jadi, sebenarnya pulang setengah sepuluh malam masih bisa dikategorikan pulang cepat di saat-saat seperti ini.

Pengorbanan Ayah

Gambar
Senja merekah menenggelamkan dunia. Matahari perlahan menghilang di ufuk barat. Dan gelap, mulai merangkak pertanda malam akan segera tiba. Aku di sini, terpaku sendiri di sudut kamar kos. Ada resah menyelubung, ada gundah yang membuncah. Mungkinkah rasa tak menentu ini adalah sebuah pertanda? Atau mungkin hanya sebuah rasa biasa yang tak ada artinya? Aku masih tetap terpaku, membisu. Pada siapa pula aku harus bertanya? Sementara di rumah kos ini, hanya aku sendiri penghuninya. Dan, sekeras apapun otakku berpikir, bermacam tanya yang berjejalan dalam rongga kepalaku tetap tidak terpecahkan. Aku tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi.