Lelahku

Lelahku

Sabtu, 26 Februari 2011 adalah hari terakhir aku menjalani Praktek Kerja Mengajar di SMK Negeri 2 Purbalingga. Hari yang sudah sekian lama kutunggu karena sudah sangat ingin pulang ke rumah. Masih sama dengan hari-hari sebelumnya, aku, mbak Eky, Umy, mbak Na dan Esla menjalani hari ini dengan senyuman, dengan semangat mengajar komputer. Siang harinya, seusai jam pelajaran, aku bergegas pulang ke kos setelah terlebih dahulu berpamitan dengan pihak SMK Negeri 2 Purbalingga.


Sampai di kos, langit malah mendung. Gerimis mulai rintik-rintik. Setelah berpamitan dengan si empunya kos, aku langsung menenteng tas besar berisi baju-baju dan beberapa buku yang selalu menjadi teman setiaku. Aku menempuh perjalanan Purbalingga-Purwokerto menggunakan bus. Aih, ternyata beberapa bus yang lewat selalu penuh. Dengan terpaksa, karena hujan mulai mengancam, aku pun mau tidak mau naik juga. Sebenarnya ada rasa berat meninggalkan tempat yang sudah aku diami selama hampir sebulan ini. Kondisi lingkungan tempat tinggal dan kondisi lingkungan sekolah membuatku ingin berlama-lama menjalani PKM. Siswa-siswa yang super friendly, guru-guru yang teramat asyik, si kecil Azzra yang setiap aku lewat akan memanggil namaku, Ifal si anak ibu kos yang sangat lucu, Randy yang merupakan kakaknya Azzra yang tak kalah menggemaskan meski dia sudah SMP, Tsania yang begitu pintar membuatku merasa nyaman di dekatnya, dan masih banyak lagi anak-anak kecil yang tak kuhafal semua namanya yang telah banyak memberikan warna selama aku praktek di Purbalingga. Namun alih-alih demikian, keinginanku untuk pulang juga tidak kalah besar. Lagipula apa yang bisa aku lakukan karena masa tugasku memang telah berakhir.

Beberapa saat lamanya setelah aku naik bus, hujan deras dihiasi gelegar petir mengguyur. Aku yang masih berdiri dengan tas berat di punggung mulai merasakan kepenatan yang teramat sangat. Kebiasaanku suka lupa makan berimbas pada maaghku yang kembali menyerang. Alhamdulillah, beberapa saat kemudian ada penumpang yang trurun sehingga aku bisa duduk. Menahan maagh yang mulai menggila serta menahan sakitnya kepala yang tak kalah menyiksa, aku mengabaikan rasa tak nyaman itu dengan SMSan bersama teman. Di tengah asyiknya aku SMSan dengan temanku, tiba-tiba SMS dari nomor tak dikenal masuk ke inbox hapeku. Dia mengaku temanku namun disaat kutanya siapa dia, dia malah nggak mau ngaku dan berbelit-belit menjawab SMSku. Akhirnya kubiarkan SMS-SMSnya tak kubalas.

Eh, tiba-tiba ada SMS masuk dari mak Lego. “Nduk, lagi dikerjain sama mbak Rin tuh”.

Kira-kira begitulah isi SMS mamakku yang nggemesin itu. Hehehe.. Aku pun bilang sama mak Lego, “Biarin aja mak, gendhuk mau ngambek. Iseng banget tuh orang.” Namun ucapan itu tidak benar-benar kulakukan. Karena aku bukan lah orang yang mudah ngambek atau marah. Setelah menjelaskan posisiku sekarang ada di bus, mak Lego pun menganjurkanku untuk istirahat saja. Tidak lama kemudian mba Rin mengakui keisengannya. Mbak Rin yang baik hati minta maaf telah membuatku jengkel. Katanya makku memarahinya karena sudah ngerjain diriku. Tapi entahlah benar apa tidak. Saat aku mengatakan sama mbak Rin aku hampir nangis karena dikerjain olehnya pun sebenarnya aku nggak nangis beneran. Justru aku malah ketawa saat mengetahui mbak Rin sedang ngerjain aku dari mak Lego. Ahh, senangnya dikerjain oleh mbak Rin. Nah loh?????????????????? ^_*

Setiba di terminal Purwokerto, penderitaanku masih harus berlanjut. Dengan satu tas besar berisi baju-baju dan satu tas punggung berisi buku-buku dan barang kesayanganku, aku bawa keluar dari terminal menuju pangkalan angkot yang ke Karang Jambu, tempat di mana tepat di ujung perempatannya kosku terletak. Aku memilih untuk pulang ke kos ketimbang langsung ke rumah. Sebab, toh nantinya baju-baju itu juga masih akan aku pakai karena hari selasa nanti kuliah sudah kembali efektif. Daripada harus jinjing-jinjing ke sana ke mari, mending langsung aku taruh di kos saja. Begitu lah pikirku berangan. Alhasil sampai di kos capek lah yang aku dapat. Tepat pukul empat lewat lima belas menit aku telah menjejakkan langkah di pelataran kos. Dengan segera aku memasuki tempat yang sudah sangat kurindukan ini. Setelah sejenak bertegur sapa dengan pemilik kos, aku langsung menyambar handuk yang terlipat di lemari. Aku bercumbu dengan kecipak air yang kurasa sangat sejuk. Tanpa berlama-lama aku langsung menunaikan shalat ‘ashar karena hari pun semakin sore.
Setelah itu, aku membaca ulang beberapa cerpen dalam buku “Selaksa Makna Cinta” hingga maghrib menjelang. Niat untuk segera tiba di rumah kuurungkan. Selain sudah tak mungkin ada lagi angkot yang beroperasi, hujan lebat pun agaknya melarangku untuk pulang sore ini. Niat pulangnya pun kurencanakan keesokan paginya saja.
Setelah maghrib, dengan kondisi tubuh yang sangat lelah, belum sempat makan karena tadi pas sampai kos mengejar waktu ‘ashar, pun karena hari ini aku tengah menjalani shaum, aku pun langsung tertidur pulas tanpa terlebih dahulu makan. Sewaktu adzan maghrib berkumandang, hanya seteguk air putih yang kuminum untuk membatalkan shaumku.

Kurang lebih saat jarum jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam, mataku terbelalak lebar. Aku teringat bahwa aku belum shalat ‘isya. Dengan segera aku langsung mengambil air wudhu dalam keadaan setengah sadar. Hingga percikan air wudhu pun menyadarkan syarafku sepenuhnya. Setelah itu, mataku sulit sekali untuk kupejamkan kembali. Akhirnya aku memilih untuk bermain kata-kata. Di sudut kamar, seorang diri, dengan ditemani netbook, imajiku mengembara liar. Ahh, tapi imajinasiku sungguh sedang tidak produktif. Sehingga, aku pun hanya menghasilkan beberapa bait saja. Selebihnya, aku banyak SMSan dengan mbak Rin, mak Lego, mas Putra Jatijajar, dan Bang Hendy Lazuardi Hendrawan Gregorovitch. T_/\

Komentar

  1. mbak choom, diary onlinenya bagus ^^
    aku berlangganan rss.nya loh dan aku pasang link blog ini di blogku ya mbak ^^

    BalasHapus
  2. oke... makasih ya udah mau mengunjungi??? ;-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Coment please...

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011