Lokawisata Baturraden, dengan Pesona Keindahan yang Menakjubkan

Lokawisata Baturraden, dengan Pesona Keindahan yang Menakjubkan

Baturraden. Nama kota yang satu ini agaknya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang tinggal di kota Purwokerto dan sekitarnya. Baturraden merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kawasan kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lokasinya hanya sekitar 14 kilometer arah utara dari jantung kota Purwokerto. Dimana di kecamatan tersebut terdapat lokawisata atau wisata alam yang terletak di lereng kaki gunung Slamet. Salah satu gunung berapi yang ada di pulau Jawa. Pesona alam yang indah mampu memukau setiap pengunjung yang datang ke sana. Karena hal tersebutlah yang dirasakan oleh saya saat pertama kali berkunjung pada penghujung tahun 2004. Tepatnya tanggal 20 Desember.

Ketika baru saja menginjakkan kaki di tempat parkir, hawa sejuk pegunungan sudah sangat terasa. Sepanjang jalan dari tempat parkir menuju pintu masuk saya menjumpai pedagang kaki lima berjajar di kanan kiri jalan. Mulai dari pedagang makanan dan minuman, mainan anak, sampai souvenir ala Baturraden. Pohon-pohon rindang yang tumbuh di sekelilingnya membuat suasana menjadi sejuk. Sebab pohon-pohon tersebut mampu meredam panasnya matahari yang bersinar. Selain itu, satu lagi kenyamanan yang ditawarkan saat kita berkunjung adalah kebersihannya. Meski di mana-mana tampak pedagang yang tak terhitung jumlahnya, di tempat ini tidak saya jumpai sampah yang berserakan. Di sini banyak dijumpai tempat sampah di setiap titik lokasi, sehingga keindahan dan kenyamanan tempat tetap terjaga. Manajemen yang dilakukan pihak pengelola wisata ini menurut saya merupakan salah satu wujud apresiasi yang bagus agar banyak pengunjung yang minat untuk datang ke Baturraden. Sehingga dengan majunya wisata alam ini diharapkan bisa menambah penghasilan daerah.
Sesiapa saja yang mengunjungi wisata alam Baturraden tidak akan mampu menyangkal keindahan yang terbentang di depan mata sebagai wujud rasa takjub atas ciptaan Tuhan. Begitupun yang saya rasakan. Lidah ini berdecak kagum begitu memasuki objek wisata Baturraden dengan hawa sejuknya. Dengan menapaki jalan setapak saya langsung menuju ke atas jembatan gantung yang merupakan salah satu ikon andalan dari tempat ini. Di atas jembatan tersebut saya bisa leluasa menikmati panorama alam yang sangat indah. Di bawah jembatan mengalir sungai yang berbatu mengarah ke air terjun. Saat berada di atas jembatan gantung tersebut kita harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir. Lengah sedikit saja bisa-bisa nyawa melayang. Untuk melihat keindahan air terjun dari dekat, saya menuruni jalan setapak yang terletak tidak jauh dari jembatan gantung. Sebab rasanya percuma saja datang ke Baturraden jika tidak bersentuhan langsung dengan air jernih yang menyejukkan.
Di bawah air terjun yang membentuk ceruk cukup lebar terdapat batu-batu besar di tengahnya. Sayapun tidak mau melewatkan keindahannya begitu saja. Sehingga saya mengabadikannya dalam beberapa jepretan foto. Tidak jauh dari lokasi air terjun terdapat panggung hiburan yang bisa dinikmati secara cuma-cuma alias gratis. Beranjak dari lokasi tersebut saya berjalan ke arah utara. Di sana dijumpai wahana bermain anak yang beraneka ragam. Bagi para orang tua yang ingin menyenangkan buah hatinya, tempat ini merupakan pilihan tepat selain kita juga bisa menikmati keindahan alam di sekitarnya. Jadi bisa diibaratkan ”Sambil menyelam kelelep.. Ehh maksud saya sambil menyelam minum air.” Selain dapat menyenangkan buah hati, kita juga bisa mendapat kepuasan lebih.

Lokawisata Baturraden tidak hanya menawarkan keindahan air terjun serta fasilitas wahana permainan anak semata. Selain tempat tadi, di Baturraden ini juga masih banyak tempat-tempat lain yang sayang untuk dilewatkan. Di antaranya adalah taman botani, telaga sunyi, curug gede, pancuran telu, pancuran pitu, wanawisata, dan ada juga kebun binatang.

Taman botani. Di sini saya menemukan ribuan tanaman dari bermacam-macam varietas. Mulai dari tumbuhan perdu hingga jenis tumbuhan dari suku palmae, gingiberecheae, dan lain-lain semua ada di sini. Tempat ini sangat cocok dijadikan sebagai sarana penelitian tumbuh-tumbuhan. Cukup dekat dari taman botani terdapat wanawisata. Wanawisata merupakan wisata alam dengan pepohonan besar seperti cemara dan pinus. Di dalamnya juga terdapat tempat khusus perkemahan yang biasa disebut ’Bumi Perkemahan Baturraden’. Di tempat ini kita bisa mengadakan kemah di alam terbuka dengan aman tanpa ancaman. Nuansa alam yang disuguhkan membuat saya enggan untuk meninggalkan tempat ini. Apalagi bagi seorang pecinta alam seperti saya.
Sedangkan di kebun binatang saya melihat berbagai macam binatang seperti yang biasa saya temukan di kebun-kebun binatang pada umumnya. Namun di sini saya mendapat suguhan istimewa. Kondisi alam yang masih asli membuat kebun binatang ini berbeda dari kebun binatang di tempat lain yang merupakan buatan manusia. Di sana saya juga melihat binatang yang tidak wajar sehingga mengalihkan perhatian saya. Binatang tersebuta adalah ayam berkaki tiga dan sapi berkaki enam. Sebuah pemandangan yang langka buat saya. Puas menikmati keindahan kebun binatang, saya kembali menelusuri jalan setapak. Dengan ditemani ’tourise guide’, saya menuju ke sebuah telaga yang disebut ’telaga sunyi’. Nama telaga sunyi sempat mengundang tanya dalam benak saya ketika mendengarnya. Sehingga sekalian saya ke Baturraden saya mengunjunginya untuk mengobati rasa penasaran yang selama ini menghantui.

”Wow.... Its so amazing...” Ucapku lirih sambil tak henti memuji kebesaran Allah. Telaga yang tampak indah dengan pepohonan besar di sekelilingnya mampu menghipnotisku sehingga mata ini tak berkedip memandanginya. Saya baru mengerti mengapa telaga ini dinamakan telaga sunyi, mungkin karena suasananya yang sunyi dan tersembunyi jauh dari kearamaian. Tempatnya sangat menarik hati siapapun yang melihatnya. Saya ingin sekali menyeberanginya dan berfoto di bebatuan di seberang sana. Namun karena batunya sangat licin dan berlumut, dengan berat hati saya mengurungkan niat untuk berfoto di atas bebatuan tersebut. Beberapa rombongan wisatawan mulai berdatangan dan berfoto dengan background telaga yang tenang. Telaga sunyi dengan tumbuhan lumut dan pakis yang tumbuh di dindingnya terkesan angker. Di telaga sunyi juga terdapat air terjun kecil yang airnya mengalir ke sungai dengan batu-batuan besar dan tajam. Di mana tepian sungai tersebut merupakan akses menuju telaga sunyi ini. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, di sepanjang jalan menuju telaga dibatasi dengan pagar kayu sebagai pengaman. Jadi, jika kita ingin menikmati keindahan alam yang sunyi, telaga sunyilah jawabannya.
Pancuran telu. Telu merupakan bahasa jawa yang artinya tiga. Sehingga pancuran telu berarti tiga mata air. Disebut pancuran telu karena di sini terdapat mata air atau yang disebut pancuran berjumlah tiga buah. Untuk mencapai lokasi pancuran telu saya harus melewati jalan yang berliku dengan jalan kaki sejauh tiga kilometer dari lokawisata Baturraden.

Pancuran pitu hampir sama dengan pancuran telu. Hanya jumlah mata air yang berbeda. Jika di pancuran telu terdapat tiga buah mata air, maka di pancuran pitu sesuai namanya, pitu yang dalam bahasa jawa berarti tujuh, terdapat tujuh mata air. Dari pancuran telu menuju pancuran pitu saya harus menempuh perjalanan sejauh empat kilometer. Itu artinya dari lokawisata Baturraden sampai di pancuran pitu jauhnya sepanjang tujuh kilometer. Dan untuk mencapainya jika kita dari lokawisata Baturraden maka hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki melewati jalanan lembab yang berliku-liku. Jarak yang luar biasa jauhnya dan butuh tenaga ekstra untuk menempuhnya. Apalagi buat orang yang tidak terbiasa jalan kaki. Namun jika kita enggan untuk berleleh-lelah ria, kita bisa langsung masuk lewat pintu masuk pancuran pitu tanpa ke lokawisata Baturraden terlebih dahulu.

Beruntung cuaca hari itu cukup cerah. Sehingga petualangan saya berlangsung tanpa hambatan. Lelah menjelajahi kawasan wisata Baturraden seharian membuat perut tak kuasa menahan lapar. Saya pun singgah sebentar untuk makan soto ayam dan mendoan hangat yang banyak dijajakan oleh pedagang di sekitar objek wisata. Soto dan mendoan merupakan menu khas kota Purwokerto. Menu ini sangat cocok disantap di tempat ini. Sebab, meskipun tubuh sangat lelah, hawa dingin yang menusuk tulang membuat saya cenderung mencari makanan atau minuman yang hangata seperti soto dan mendoan ini.

Jadi, jika kita ingin refreshing sambil menikmati pemandangan alam yang masih asli tanpa harus merusak alam, lokawisata Baturraden merupakan pilihan tepat untuk dikunjungi. Sajian indah yang disuguhkan membuat saya ingin kembali lagi ke Baturraden. Semoga saja keinginan saya tersebut suatu saat bisa terwujud. Sebab meskipun saya tinggal di Purwokerto, saya tidak mempunyai cukup waktu untuk bisa kembali ke Baturraden yang pastinya sekarang sudah banyak perubahan. Baturraden merupakan salah satu wisata alam di kabupaten Banyumas yang berpotensi menjadi wisata yang digemari masyarakat, termasuk para wisatawan asing dari mancanegara. Wisata alam yang satu ini sudah cukup terkenal dan banyak pula wisatawan asing dari mancanegara yang datang sekedar untuk menikmati keindahan alam yang ada. Wisata ini juga merupakan tempat strategis bagi para pemilik modal untuk membuka usaha baru. So, bagi siapa yang melintasi kota Purwokerto, jangan lupa mampir ke tempat wisata yang satu ini. Wisata alam sebagai salah satu paru-paru dunia karena keaslian hutannya yang asri.

*************
Diikutkan dalam lomba menulis LUKISAN CINTA NUSANTARA dan tidak lolos

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011