Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Anugerah Cinta

Anugerah Cinta Salwa masih bingung dengan gelagat sahabatnya. Thalia. Dua hari belakangan Thalia terlihat murung dan senang menyendiri. “Thalia, kamu kenapa sayang?”

Keputusan Hebat Dari Jiwa Yang Kuat

Keputusan Hebat Dari Jiwa Yang Kuat Suatu sore dua orang perempuan terlihat duduk di sebuah bangku panjang di sudut taman. "Kamu kenapa Tan?" Tanya Rosa pada sahabatnya. Tania.

Lokawisata Baturraden, dengan Pesona Keindahan yang Menakjubkan

Lokawisata Baturraden, dengan Pesona Keindahan yang Menakjubkan Baturraden. Nama kota yang satu ini agaknya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang tinggal di kota Purwokerto dan sekitarnya. Baturraden merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kawasan kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lokasinya hanya sekitar 14 kilometer arah utara dari jantung kota Purwokerto. Dimana di kecamatan tersebut terdapat lokawisata atau wisata alam yang terletak di lereng kaki gunung Slamet. Salah satu gunung berapi yang ada di pulau Jawa. Pesona alam yang indah mampu memukau setiap pengunjung yang datang ke sana. Karena hal tersebutlah yang dirasakan oleh saya saat pertama kali berkunjung pada penghujung tahun 2004. Tepatnya tanggal 20 Desember. Ketika baru saja menginjakkan kaki di tempat parkir, hawa sejuk pegunungan sudah sangat terasa. Sepanjang jalan dari tempat parkir menuju pintu masuk saya menjumpai pedagang kaki lima berjajar di kanan kiri jalan. Mulai dari pedagang makanan dan minuman

KEJUTAN

Gambar
KEJUTAN Kamis, 10 Januari 2006 Hari masih cukup pagi. Jarum jam baru menunjukkan pukul delapan. Namun, sinar matahari di luar kelas begitu menyengat. Ruang kelas 9A yang terletak tepat di samping kanan aula tidak cukup menaungi kami sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari. Bukan saja aku yang merasa gerah berada dalam ruangan tidak ber-AC ini. Kelihatannya seluruh penghuni kelas 9A pun tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Keringat mengucur deras. Suasana kelas teramat gaduh karena kebetulan jam pelajaran kosong. Seluruh dewan guru tengah mengadakan rapat dipimpin Bapak Anggoro sebagai kepala sekolah. Entah hal apa yang sedang dibahas kami semua tidak ada yang tahu dan tidak mau tahu. Gaduh, rame, berisik dan segala macam seakan menjadi tradisi kelas 9A saat sedang tidak ada guru. Sebenarnya tidak seluruh penghuni kelas 9A sering membuat onar. Tapi hanya beberapa saja dari kaum laki-laki. Mereka adalah kelompok geng yang beranggotakan Ardit, Endro dan triple Edi (Edi

RUMAH IMPIAN

Rumah Impian Semilir angin melambai dedaunan. Menyibak fenomena di balik lembar kehidupan umat manusia. Rintik hujan yang membersit dari langit seakan memberikan kesejukan bagi semesta, bagi tanah yang telah lama kerontang, gersang, tandus karena kemarau panjang yang menerjang. Bias pelangi di senja itu menggambarkan keagungan Tuhan yang Maha Dahsyat. Menambah indahnya senja, menyulam kata menjadi bait-bait syair nan mempesona. Sebuah senja yang indah bagi jiwa-jiwa yang merindu surga. Seraya mendengar syair Tuhan melalui senandung nyanyian alam yang mengudara bersama nirwana. Namun tak seperti itu yang tengah dirasakan oleh Nurul. Hatinya terasa gersang. Raut wajahnya pias membiaskan rasa yang tak termaknai. Sepertinya gairah hidup tak lagi menyertai. Auranya yang menawan dan senantiasa penuh keceriaan kini menghilang, tersembunyi di balik wajah ayunya yang tampak sendu. Meski ia selalu tampak tegar di depan orang lain, sungguhpun dalam hati kecilnya sebenarnya tersimpan kesedihan,

FAIZAH

Faizah Malam telah menyergap. Terang kini tergantikan gulita. Faizah belum juga terlelap. Ia menatap langit-langit kamarnya lekat. Namun hanya keramangan yang mampu ia tangkap. Lampu lima wattnya telah ia padamkan sejak dua jam yang lalu dengan maksud agar ibu kostnya mengira bahwa ia telah tertidur. Sebab, jika ia membiarkan lampu kamarnya menyala, sudah barang pasti ia akan mendapat teguran. Sekuntum do’a terlontar dari bibirnya yang merekah. Indah. Bagai kuncup-kuncup melati yang mulai bermekaran. Do’a untuk menghilangkan segala gundah yang singgah di relung kalbunya. Namun usahanya tidak lantas mendamaikan jiwa. Hingga larut malam mata Faizah masih enggan dipejamkan. Ia masih teringat dengan peristiwa sore tadi selepas dari pesantren tempat dimana ia biasa menghabiskan waktunya jika tidak ada jam kuliah. Menghabiskan waktu untuk mengajar TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) di pesantren yang terletak tidak jauh dari kostnya. Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Faizah tampak tergesa melan

Akhirnya Berujung Manis

Akhirnya Berujung Manis "Fah, lo yakin dengan keputusan lo?" "Aku sangat yakin Rin. Udah saatnya kita kembali ke jalan yang benar...." "Alah, sok banget sih lo? Sejak kapan lo mengganti sebutan gue dengan kata aku? Kita ini masih muda Fah. Sayang disia-siain. Mau tobat ntar aja. Bukan sekarang waktunya. Mendingan lo lepas lagi jilbab lo itu. Gue aja yang ngeliat gerah. Lo sendiri nggak gerah apa?" "Ririn, aku udah memikirkannya dengan matang. Selama ini kita udah banyak berbuat dosa. Ya, kamu benar. Kita ini masih muda. Tapi usia kita sampai dimana kan nggak ada yang tahu. Selama ini kita selalu bersama. Maka, kali ini pun aku mau kita bersama-sama menuju hidayah Allah." "Halah bulsit dengan ucapan lo. Udah deh, nanti malam kan malam valentine. Sekarang mending lo ikut gue sebelum pintu gerbang sekolah ditutup. Danu, Ricky sama Evan udah nunggu di depan. Kalau lo nggak nurut, mereka pasti bakal marah dan kecewa sama lo. Termasuk gu