Dia, Inspirasi Pagiku

Selasa, 01 Mei 2012 @11.55 am

Rasaku yang bermuara pada hati, mungkin ditakdirkan untuk begitu mudah tersentuh, tatkala mata menyaksikan beragam fakta tentang kerasnya kehidupan. Bulir bening dari pelupuk mataku begitu saja menetes, seakan tanpa dosa, ketika dari kejauhan kulihat sosok yuang sebenarnya begitu familiar,
namun juga tak pernah kuketahui siapa gerangan. Dia, seorang kakek yang seluruh rambutnya telah memutih, memiliki dua kaki yang tak dapat digunakan untuk berjalan, serta hanya memiliki satu tangan kiri, setiap hari kulihat dirinya tengah menyapu di tepian jalan yang setiap hari kujejaki. Binar matanya yang bening serta seulas senyum yang senantiasa menghias wajahnya menyiratkan bahwa ia senantiasa mensyukuri hidup.

Bayangkan saja, beliau yang memiliki keterbatasan fisik, mau bekerja sebagai tukang sapu jalanan, yang jika dibayangkan secara logika, tentu teramat susah, dengan hanya satu tangan kiri. Yang kemudian bisa kaubayangkan kembali, cukupkah upahnya untuk menghidupi diri sendiri? Biarlah nuranimu yang menjawab. Beliau sama sekali tidak pernah memanfaatkan kecacatannya untuk mengharap belas kasih dari orang lain. Bahkan, ketika kusodorkan selembar uang sepuluh ribuan, beliau dengan tegas berkata, "Maaf, Nak. Kakek masih bisa bekerja. Simpan saja untuk orang yang lebih membutuhkan,"

Subhanallah, kalimat yang terucap serta senyuman hangat yang disuguhkannya benar-benar membuatku ternganga, merasa malu tak berkesudahan. Lalu, seluruh persendianku melunglai...[ ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011