Lomba Kisah Dunia Maya (DL 9 Juli)

Dengarkan Sejenak Pesanku, Kawan...

Oleh : Akhwatul Chomsiyah Firdausa

Bismillahirrahmanirrahiim...

Rurin Kurniati. Itulah sebuah nama seorang gadis Bima, seorang perempuan sholihah yang aku kenal tanpa sengaja di sebuah situs jejaring sosial, facebook.
Sesungguhnya, aku tak ingat betul kapan pertama kali aku mengenal sosok luar biasa itu. Entah siapa yang meng-add duluan, aku atau dia, tak mampu sedikit pun memoriku memutar kembali kisah lalu itu.


Secara tak sengaja, aku melihat profil facebooknya. Sempat pula, aku melihat beberapa statusnya yang entah mengapa membuatku seakan terhipnotis karenanya. Kalimat sederhana yang mampu menggetarkan jiwa. Seolah ada sebongkah salju di depan mata secara tiba-tiba ketika dahaga tengah menyapa.

Aku yang merasa kerdil karena merasa bukan siapa-siapa lantas urung melanjutkan niat untuk menyapanya terlebih dahulu. Bukan karena gengsi, akan tetapi lebih kepada rasa minder yang merupakan kelemahan utamaku dalam berkomunikasi dengan orang baru. Ya, hal tersebut cenderung karena aku tidak mau dicap sebagai orang yang sok kenal.

Entah mengapa, meski aku tak cukup dekat dengan Mbak “Rurin Kurniati”, seolah ada chemistry yang mendorongku untuk mengenalnya lebih jauh. Akan tetapi, kembali kepada rasa minder tadi. Lagi-lagi aku kembali mengurungkan niat untuk menegur.
Aku masih ingat betul, ketika ada sebuah event lomba bertajuk “Long Distance Friendship” yang diadakan oleh Mbak Fiani Gee dan Ustadz Abrar Rifa’i. Kala itu, aku membaca tag catatannya yang begitu tulus. Menceritakan tentang sosok bernama Fauziah Harsyah yang sempat membuatku meneteskan air mata. Karena, ketika aku membaca catatan Mbak Rurin Kurniati yang mengalir indah, sungguh ada rasa iri serta rindu kepada sosok kakak kandungku yang entah kini ada di ujung dunia mana. Subhanallah, kasih sayang Mbak Rurin Kurniati kepada seorang adik meski hanya sebatas maya, Fauziah Harsyah, membuatku iri. Ya, jujur aku cemburu. Ingin sekali aku merasakan apa yang dirasakan oleh sosok “Fauziah Harsyah”. Tetapi, bukan berarti harus dengan Mbak Rurin Kurniati. Dengan siapa saja yang mungkin mau menganggapku adik, atau sebaliknya, mau kuanggap adik.

Karena ketidakberanianku menegur Mbak Rurin Kurniati, maka aku pun berusaha dekat dengan caraku sendiri. Entah mengapa, di setiap aku mempublikasikan catatan di facebook yang berkaitan dengan kepenulisan, selalu ada dua nama yang tak pernah kulupa. Evi Andriani yang kini kupanggil kakak, dan salah satunya adalah Mbak Rurin Kurniati yang kini sangat dekat denganku. Aku sendiri tak mengerti, kenapa dua nama itu selalu ada di ingatan setiap kali aku membuat sebuah catatan facebook.
Suatu saat, jika tidak salah aku masih menjalani masa Praktek Kerja Mengajarku di SMK Negeri 2 Purbalingga. Aku membaca status Mbak Rurin Kurniati bahwa ia akan menjalani masa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dari situ dapat kusimpulkan bahwa Mbak Rurin Kurniati adalah mahasiswi semester akhir yang tentu sebentar lagi akan menyandang gelar sarjana. Di statusnya tersebut, kurang lebih ia minta untuk ditandai jika ada info lomba menulis. Dan aku, yang kebetulan turut membaca statusnya tentu tidak pernah lupa menandai info lomba melalui catatanku.

“Senang deh. Setiap ada info lomba selalu ditandai. Jadi merasa berharga dan dianggap.” Salah satu komentar mendarat di catatan mengenai info lomba di akunku. Ya, komentarnya tidak sama persis dengan yang kutulis tadi. Akan tetapi, seperti itulah gambaran komentar yang ditulis Mbak Rurin Kurniati.

Berawal dari rajinnya aku menandai Mbak Rurin Kurniati, aku pun lambat laun mulai aktif menjalin komunikasi dengannya, termasuk dengan beberapa sosok yang juga kukenal di perkampungan bernama “facebook” ini. Hingga, pada suatu hari kuberanikan diri mengirimkan pesan ke beberapa orang secara bersamaan. Tentu saja kepada orang-orang yang sering berkecimpung di dunia kepenulisan seperti hobiku menulis meski hanya sebatas menulis status facebook. *_^
Dan, isi pesanku tersebut tak lain adalah untuk meminta nomor handphone. Ternyata semua merespon positif. Bahkan, yang terlebih dulu menegurku lewat pesan singkat justru Mbak Rurin Kurniati. Aku masih ingat betul, hari itu adalah hari Sabtu, 26 Februari 2011. Hari di mana aku terakhir menjalani Praktek Kerja Mengajarku yang sangat melelahkan namun menyenangkan. Semenjak saat itu, aku tak pernah canggung lagi untuk menjalin komunikasi dengannya.

Mbak Rin. Begitu panggilan sayangku untuknya. Ya, sungguh aku teramat menyayanginya. Sayangnya, rasa sayangku tak dibarengi dengan perhatianku. Aku justru seringkali membuatnya marah. Ya, aku yang mempunyai gangguan kesehatan seringkali membuatnya stress saat aku terlambat makan atau mendengarku jatuh sakit. Meski demikian, beliau juga adalah sosok yang paling tanggap dengan keadaanku melebihi kakak kandungku sendiri. Aku bukan memuji Mbak Rin. Namun, aku hanya mengungkap fakta yang ada.

Perlu kalian tahu, bukan berarti aku hanya mengistimewakan Mbak Rin, kawan. Tolong, jangan berasumsi demikian. Kalian semua adalah orang-orang terhebat yang pernah aku kenal. Meski mimpiku merengkuh kalian dalam dekapan nyata hanya sebatas angan, tapi, aku yakin kelak Allah akan mempertemukan kita di Surga. Semoga.

Kepada segenap crew MGF (My Gokil Family), terimakasihku untuk kalian yang senantiasa mau mendengarkan keluh kesahku. Terimakasih atas setiap waktu yang kalian luangkan untukku. Eyang Yull, Mak Lego, Mbak Aya, Kak Zee, Mbak Ella, Kak Annas, Kak Rangga, Irsal, Bang Oksa, Mukhanif, Dhek Yogi, Mbak Rin, dan Sist Ika, terimakasih tak terhingga atas kasih sayang serta perhatian tulus yang kalian berikan. Entah, satu mimpi terbesarku untuk bisa bertemu kalian di dunia nyata akan terwujud atau tidak. Karena, aku tak pernah tahu sampai kapan jatahku di dunia. Seperti ucapanku di atas, mungkin kita akan dipertemukan di Surga kelak. Catatan yang kuikutsertkan lomba ini sungguh lebih cenderung sebagai ucapan terima kasih serta permohonan maaf atas segala khilaf yang pernah kuperbuat.

Catatan kecil berisi pesan sederhanaku ini juga kutujukan kepada segenap anggota SYAQUE YA SYAQUE, seluruh teman-teman di kelas CENDOL, serta kepada keluarga besar Untuk Sahabat, dan semua rekan yang mengenalku, yang tak mungkin kutuliskan satu per satu.

Dengan senandung shalawat penuh khidmat, akhirnya kuucapkan syukur dengan sangat. Semoga rahmat Allah kudapat, dari sepotong pesan yang kusampaikan melalui bait kalimat. Walhamdulillahirabbil’alamiin. [ ]


Panusupan, 1 Juli 2011 at 23:56

berikut link info lombanya :
blogspot :
kompasiana :
Multiply :
Khusus Fb diharap mentag akun Aulia Zahro

Komentar

  1. hai .... senang lho bisa ketemu lagi di blog, temeni bunda yaa, main dong ketempat bunda, bunda masih belajar nih, bikin blog juga buat iseng2 ajaa..

    BalasHapus

Posting Komentar

Coment please...

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Logo

Hasil Seleksi Tahap I Paramadina Fellowship (PF) 2011