Catatan Akhwa Firdausa

Dulu, di sebuah desa nan indah dan jauh dari keramaian aku dilahirkan.. Bertepatan pada hari selasa, tanggal 13 Agustus 1991. Sebagai anak-anak yang masih polos, belum mengerti arti hidup yang sebenarnya, aku terus tumbuh menjadi pribadi yang pendiam namun aktif. Di desa aku kurang dikenal. Apalagi keadaan keluargaku pada waktu itu dalam keadaan yang sangat sulit. Sehingga setiap orang ku rasakan saat itu hanya memandang kami sebelah mata. Mereka seakan memandang remeh keluargaku dengan tatapan sinis. Pada usia lima tahun aku sudah bisa membaca dan menulis dengan baik. Semua itu aku dapat dari mbak yang saat itu duduk di kelas lima SD. Umur enam tahun aku ingin sekali masuk sekolah. Namun keinginan itu terpaksa ditunda karena ketiadaan modal mengingat ketiga kakak aku juga masih sekolah. Satu tahun kemudian, kakak tertua aku yang baru saja masuk SMP berkorban demi aku. Dia rela putus sekolah hanya demi aku. Kebetulan dia mendapat pekerjaan menjadi office boy di sebuah hotel di kota P...

Ketika semua pintu telah terkunci... Pintu-Nya tetap terbuka. Ketika setiap jalan terlihat buntu... Jalan-Nya selalu terbentang. Ketika semua tangan telah terkekang... Tangan-Nya senantiasa terulur. Ketika semua cinta telah sirna... Cinta-Nya tetap tercurah. Ketika tak seorang pun mampu menolong... Hanya pertolongan-Nya yang kita harapkan. Siapakah Dia? Dialah Allah yang kan selalu memberi jalan keluar.. Simaklah janji-Nya dalam Qur'an Surah Ath-Thalaq ayat 2-3 yang artinya: ''Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan akan memberikan rejeki dari arah yang tidak di sangka-sangka.'

Ku tulis senandung puisi, Dengan goresan tinta hitam, Di secarik kertas putih, Syair puisi yang sederhana, Mengungkap pahit getir kehidupanku Inilah hidupku. ... Yang penuh liku-liku dan air mata, Penuh dengan luka dan derita, Penuh pula dengan dosa-dosa, Dalam deru waktu yang ku arungi, Ku terjebak dalam kegelapan, dan hidupku. . . . . Kini telah menjadi debu, Tak bermakna...!!!

Jalan hidup yang ku lalui memang terjal dan berliku... Meski pedih, badai menghantam, Dan tak jarang luka menganga datang menyapa, Aku tetap tegar, Terus berusaha bangkit dan bertahan, Demi mencapa asa dan impian... Tak ingin aku terpuruk karena kerapuhanku, Tak ingin aku terjatuh karena kebodohanku, Meski aku sadari betul bahwa nasib baik tak selamanya berpihak.. Namun aku yakin bahwa sebuah pencapaian memerlukan dukungan, butuh kekuatan, usaha serta do'a... Hingga suatu hari nanti ku harap ada hari yang bahagia, Dimana aku bisa menjadi manfaat bagi orang lain... Karena buatku tak ada kepuasan yang melebihi kepuasan bathin karena mampu membahagiakan orang lain...

Dalam lengang suasana malam... Ku ungkapkan rasa yang terpendam... Melalui goresan tinta hitam... Yang ku rangkai menjadi sajak puisi malam... Malam semakin gelap... Saat makhluk di bumi mulai terlelap... Di balik selimut tebal... Mengarungi samudra mimpi... Mimpi..... Mimpi adalah misteri.,. Mimpi tak pernah abadi... Sepi dalam hati menepi... Lengang menegang... Malam mencekam... Pagi meninggi... Ku terbangun dari mimpi......!!!