Penyesalanku Anugerah Bagiku
Purwokerto, 4 Desember 2010 Kesendirian. Ya, kesendirian. Hanya kesendiran yang ku dapati setiap liburan tiba. Sejak ketiga kakakku bekerja di luar kota, hampir tak pernah ku dapati keramaian saat aku pulang ke rumah. Bisa berkumpul hanya saat lebaran ‘idul fitri. Itu pun belumlah lengkap. Sebab, sudah empat tahun mas Iwan, salah satu kakakku tidak pernah lagi tampak berkumpul bersama anggota keluarga yang lain, untuk berlebaran di kampung halaman. Ahh, menyedihkan memang. Tapi inilah konsekuensinya menjadi anak bungsu. Nasib… Nasib… Liburan semesterku kali ini masih tetap sama. Sama sekali tak ada perubahan. Tetap saja kesendirian yang berada pada barisan paling depan menyapaku. Sementara sinar mentari pagi yang mengintip, menelusup dari balik jeruji jendela tersenyum kecut ke arahku, seakan mengejek dan mencemooh kesendirianku. Semilir angin dan suara gemerisik pohon akasia di samping rumah tak mau kalah, mereka menatapku sinis penuh sindiran. Ahh, aku nggak boleh laru...