Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Kemurnian Hati Murni

Pagi menyapa lagi, membiarkan malam berlalu tanpa bekas. Sementara sisa hujan semalam masih menyisakan noktah-noktah air, berupa embun yang membuat jalan setapak berumput yang biasa dilalui warga licin saat dipijak. Murni, salah seorang gadis di desa tersebut salah satunya. Pagi-pagi buta, tepat usai subuh, saat jalanan masih gelap, saat udara dingin masih terasa menusuk hingga sumsum tulang, Murni membawa obor dengan kemben (1) menyampir di pundak. Kedua kaki