Mata Untuk Ersa
Senja masih sempurna miliknya, seperti tahun yang sudah-sudah. "Aila, aku kangen kamu," Ersa mendekap boneka beruang yang sudah kusut. Kedua matanya mengembun. Ia yang seperti biasa duduk di sebatang pohon mahoni besar yang bercabang mafhum mengayun-ayunkan kakinya. Di tempat ini, ia selalu mengenang kisahnya bersama Aila, sahabat masa kecilnya.